Jangan Hanya Puas di Upwork! Saatnya Memperlebar Sayap

Saya bersyukur bisa mencapai status Top Rated Plus di Upwork (2021 - Sekarang). Reputasi terjaga, rating konsisten tinggi, dan beberapa long term client rutin mempercayakan task setiap bulannya.

Di titik ini, mungkin sebagian freelancer sudah merasa cukup aman. Dan memang, Upwork memberi saya fondasi yang kuat. Tempat saya memulai, belajar komunikasi lintas budaya, membangun portfolio, dan membuktikan sendiri bahwa bisa memberi stabilitas sekaligus kebebasan dalam berkarier.

Tapi coba pikir lagi, jangan hanya puas di Upwork. Kenapa?

  1. Ada fee platform yang selalu memotong penghasilan.
  2. Setiap hari semakin banyak freelancer baru yang ikut meramaikan persaingan.
  3. Dan kita tetap diposisikan sebagai opsi di antara banyak kandidat, bukan pilihan utama yang otomatis mereka cari.

Kalau kamu merasa sudah nyaman di Upwork, jangan terlena. Cobalah untuk memperlebar sayap.

Dan saya belajar bahwa cara terbaik untuk memperlebar sayap adalah dengan membangun personal branding di LinkedIn dan bikin project sederhana di GitHub. Hasilnya? Lebih banyak pintu terbuka dibanding sekedar mengandalkan apply proposal di Upwork.

Upwork sebagai fondasi awal freelance

Tidak bisa dipungkiri, Upwork mungkin menjadi titik awal bagi banyak freelancer, termasuk saya. Saya sendiri memulai dari sini, dan benar - benar terbantu oleh ekosistemnya:

  • Client : tinggal apply proposal.
  • Sistem escrow : pembayaran lebih aman.
  • Rating & review : jadi bukti awal kredibilitas.

Kalau kamu sudah stabil di Upwork, biasanya kamu sudah punya:

  • Portfolio nyata dari proyek internasional
  • Review positif dari client
  • Long term client yang repeat order
  • Skill komunikasi & manajemen project

Itu adalah modal besar. Tapi kalau berhenti di sini saja? kamu akan stuck di zona nyaman.

Kenapa jangan berhenti di Upwork

Ada tiga alasan besar kenapa jangan puas hanya dengan Upwork:

  1. Fee platform selalu (antara 0% sampai 15%)

    Bayangkan project $2000, fee 10% = $200 hilang. Kalau bisa dapat client langsung, uang itu 100% masuk kantong.

  2. Persaingan makin ketat

    Freelancer baru terus berdatangan, harga banting - bantingan, connect proposal terbatas.

  3. Branding terbatas

    Di Upwork, kita tetap dipandang sebagai freelancer biasa. Padahal kalau personal branding kuat, kita bisa jadi expert yang dicari, bukan pencari.

Makanya, langkah selanjutnya, bawa diri kita keluar dari marketplace.

Bangun personal branding di LinkedIn

LinkedIn adalah tempat profesional berkumpul di mana branding kamu bisa naik berkali - kali lipat. Banyak perusahaan global, startup, bahkan founder mencari freelancer & kontraktor lewat sini.

Kalau sudah punya modal dari Upwork, ini waktunya kamu tunjukkan diri ke publik profesional.

Cara yang saya lakukan:

  • Optimalkan profil
    • Headline, gunakan yang spesifik, misalnya Helping businesses automate workflows & scale faster with AI + n8n integrations
    • Foto profesional, ringkasan padat, showcase project terbaik.
  • Buat konten rutin
    • Ceritakan pengalaman project (problem, solusi, hasil).
    • Share tips singkat sesuai keahlian.
    • Posting insight industri biar terlihat update.
  • Bangun koneksi aktif
    • Connect dengan founder, CTO, dan decision maker yang relevan dengan niche kamu.
    • Komentar dengan insight, bukan cuma nice share.
    • Kalau diskusinya seru, ngga ada salahnya pindah ke DM buat ngobrol lebih jauh.

Hasil LinkedIn:

  • Dapat client langsung tanpa potongan fee platform
  • Personal branding naik dan kesempatan untuk dapat peluang baru. Sepertinya postingan yang saya share sering muncul di feed orang - orang baru, dan beberapa justru follow up untuk tanya peluang kerja sama.
  • Jaringan makin luas, bisa connect langsung dengan CTO & founder yang sebelumnya ngga mungkin ketemu kalau hanya lewat Upwork.

Bikin project open source di Github

Kalau LinkedIn ibarat tempat profesional berkumpul, maka GitHub adalah buktinya. Client, CTO, atau recruiter bisa langsung lihat kemampuanmu dari kode yang kamu tulis dan project yang kamu bagikan. Tidak perlu project besar. Bahkan ide sederhana bisa jadi showcase yang kuat, misalnya starter template untuk Next.js dengan setup best practice, demo integrasi AI (contoh: chatbot mini pakai OpenAI API) dan sebagainya.

Tips praktis:

  1. Mulai dengan 1 - 2 project kecil yang kamu sering pakai sendiri.
  2. Tulis README yang jelas (tujuan, cara pakai, stack).
  3. Share repo ke LinkedIn, jadi konten personal branding.
  4. Konsisten update (meski kecil), biar kelihatan aktif & terus berkembang.

Dengan begini, kamu juga akan dikenal sebagai engineer yang berbagi solusi nyata.

Contoh nyatanya, sekitar 2 bulan lalu saya merilis project open source sederhana tool untuk translate PDF reponya https://github.com/ahmadlufiau/pdf-translate. Dibikinnya pake vibe coding. Ketika rilis itu, saya share ke beberapa platform juga.

Ternyata, sebulan kemudian saya mendapat email dari client. Mereka tertarik karena menemukan project tersebut, dan kebetulan butuh solusi mirip untuk kebutuhan internal perusahaan mereka.